banner 728x250

Dinas Pertanian Basel Kirim Pompa Air untuk Mengatasi Kekeringan Lahan di Desa Serdang

BE,TOBOALI- Dalam respon cepat terhadap ancaman kekeringan lahan pertanian di Kabupaten Bangka Selatan, Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan telah mengambil langkah tegas dengan mengirimkan pompa air guna menyediakan pasokan air yang diperlukan bagi sawah-sawah petani.

Pelaksana Tugas Kepala Dinas, Risvandika, menjelaskan bahwa tindakan ini diambil setelah tim dari dinas tersebut langsung meninjau kondisi lahan pertanian yang mengalami kekeringan, termasuk di Desa Serdang pada hari Sabtu, tanggal 26 Agustus 2023.

“Kami sedang mencari sumber air dan akan menggunakan pompa untuk menyedot air, yang selanjutnya dialirkan ke saluran irigasi petani.” ucap Risvandika.

Lanjut Risvandika, Langkah ini dilakukan guna mengatasi masalah kekeringan yang tidak hanya terjadi di Kabupaten Bangka Selatan, tetapi juga wilayah lainnya. Menghadapi musim kemarau yang panjang, Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan berkomitmen untuk terus berusaha mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan oleh kekeringan pada lahan pertanian.

“Kami akan terus menyatukan situasi dan mendorong petani baik secara individu maupun kelompok untuk mempersiapkan kolam penampung air hujan.” Ujar Risvandika.

Langkah ini diharapkan dapat membantu petani mengatasi tantangan kekeringan dengan lebih baik. Dalam upaya lebih lanjut, dinas tersebut akan menggalang Dinas PUPR dan membentuk tim terpadu untuk memberikan bantuan kepada petani dalam mengatasi kekeringan lahan persawahan.

“Kondisi saat ini hanya sawah Rias dan balai benih yang mengalami kekurangan air, dengan luas kurang lebih 75 hektar,” ungkap Risvandika.

Ia berharap bahwa pasokan mesin pompa air yang diberikan oleh pemerintah akan meringankan beban petani dan pada akhirnya membawa hasil panen yang melimpah.

“Dengan kerja sama antara dinas terkait dan komitmen untuk menghadapi tantangan musim kemarau, langkah-langkah ini memberikan harapan bagi petani Kabupaten Bangka Selatan untuk tetap menjaga produktivitas pertanian mereka di tengah kondisi lingkungan yang keras, tegas Risvandika.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *