banner 728x250

Kapolres Belitung Harus Tutup Bisnis Meja Goyang Milik Perwira Pangkat Kompol

BE,BELITUNG- Maraknya aksi diduga smuggling (penyelundupan) timah di Kabupaten Belitung dan Belitung Timur tak lepas dari menjamurnya bisnis ilegal meja goyang.

Aksi premanisme yang menimpa tiga wartawan di gudang milik Peibo, Jalan Raya Membalong Desa Perawas Kabupaten Belitung harus mendapat ditindak tegas dari aparat kepolisian terutama Kapolres Belitung.

Selain bisnis timah ilegal, pegawai Peibo mengancam wartawan dengan menggunakan parang.

Belakangan diketahui, bisnis ilegal meja goyang didanai oleh oknum perwira menengah (Pamen) berpangkat Kompol di Polres Belitung.

Bahkan selain Peibo dan Kompol, muncul nama Kanang, mitra bisnis asal Toboali Kabupaten Bangka Selatan.

Kapolres Belitung, AKBP Deddy Dwitiya Putra SH SIk saat dikonfirmasi menyikapi dengan serius kejadian yang dialami wartawan di Gudang Peibo.

” Mksh bang infonya akan kami cek lgsg. Kami akan dalami kasus ini,” jawab Kapolres, Senin (9/9/2024).

Sementara itu, perwira berpangkat Kompol sempat menghubungi redaksi media ini. Sempat bersitegang dengan oknum Kompol yang meminta ingin bertemu dengan wartawan yang melalukan investigasi.

” Iya sempat menelepon berkali kali dengan nada tinggi. Sejak awal percakapan telpon hingga akhir, sayangnya si Kompol tak ada itikad baik ngomong yang lembut. Apalagi kejadian yang menimpa wartawan yang saya tugaskan ke Belitung itu pakai modal biaya kantor, tiket pesawat PP, hotel selama 4 hari, uang saku, uang transport dan biaya sewa mobil. Jadi intinya mana mungkin berita investigasi bisa dinegosiasikan. Kalau mau minta tolong yang benar. Bisnis sudah ilegal tapi gaya intimidasi,” kata M, salah satu pemilik media.

” Kompol ini saya kenal hanya sebatas teman biasa tak lebih. Meski dia mengaku dulur sama sama dari Sumsel. Tapi intimidasi dia luar biasa. Padahal selama dia jadi polisi menjabat dimana mana jadi Kapolsek, Kasat Lantas hingga Kabag Rent tak satu rupiah pun minta uang denganya. Menghadap ke ruangan dia tak pernah sekali pun. Harusnya saat awal menelpon ngomong yang lembut minta tolong punya dia dan kejadian yang menimpa wartawan saya juga si kompol juga harus minta maaf,” tambah M.

Lebih jauh M membenarkan kalau Kompol di Polres Belitung ini memiliki bisnis meja goyang dengan Peibo.

” Akhir bersitegang di telpon, Kompol mengakui kalau dia yang berbisnis dan menanam modal 50 juta. Katanya kalau mau ditutup kapolres silahkan, terima kasih. Padahal berita pertama, media ini tak pernah menyebutkan ada perwira polisi pangkat Kompol. Sejak ada intimidasi barulah kita sebagai media memberitakan apa adanya,” tandasnya.

Sejak dulu si Kompol berbisnis minyak ilegal dari Sekayu Muba tak pernah media ini menganggu bisnis haramnya hingga kasusnya naik ke Pengadilan Negeri (PN) Pangkalpinang dan kalah dalam pra pradilan dengan Polresta Pangkalpinang.

Bahkan aaat kejadian perselingkuhan dan penggerbekan di Soll Marina Hotel hingga bikin heboh juga media ini tak ikut campur, bahkan sempat mendamaikan dengan salah aatu media yang memberitakan hingga si Kompol dimutasibdari jabatannya sebagai Kasat Lantas Polres Basel dan dimutasi ke Yanma Polda Babel.

Hingga terakhir si Kompol dimutasi ke Polres Belitung dengan jabatan Kabag Ren, media ini juga tak mau kalau ada bisnis ilegalnya di meja goyang Peibo.

Belakangan setelah tayang berita barulah si Kompol menelpon redaksi dengan nada emosi tingkat tingg seolah-olah media ini punya hutang budi. Ingat !! Kami media bukan amggota polisi atau bawahan mu main ancam dan bentak.

Disini ditegaskan jika kegiatan jurnalistik dalam membongkar maraknya penyelundupan timah dari Pulau Belitung ke Pulau Bangka, Jakarta, Batam maupun ke Singapura adalah bagian dari investigasi. Tak boleh ada satupun lembaga atau institusi apalagi perorangan menghalagi tugas wartawan dan meminta bertemu bahkan meminta berita di take down/hapus.

Bahkan sesama profesi wartawan juga tak boleh intervensi.

” Bro..kalau kamu masih di Belitung hati-hati ada yang mencari. Infonya adik kolektor Peibo yang merupakan pecatan Brimob,” kata salah satu wartawan sehari pasca pemberitaan terbit.

Kapolda Babel, Irjen Pol Hendro Pandowo, Kabid Humas, Kombes Pol Jojo Sutarjo dan Kasubdit Paminal, AKBP Jamal masih dalam upaya konfirmasi.

Diberitakan sebelumnya. pegawai Peibo, kolektor timah ilegal bereaksi berlebihan dengan mencabut parang sembari mengusir wartawan yang datang ke gudangnya.

Aksi sok jagoan mengusir wartawan dengan parang terjadi di Jalan Raya Membalong Desa Perawas dekat kantor PUPR Belitung, Senin (9/9/2024).

Diduga pegawai Peibo yang berbadan besar panik lantatan bisnis timah ilegalnya takut terendus media. Padahal wartawan masuk ke gudang mengucapkan salam dan memperkenalkan diri dari media online.

Adapun kronologi kejadian, berawal tiga wartawan masuk ke gudang langsung menemui Peibo yang lagi beraktifitas mencuci timah di meja goyang.

Setelah memperkenalkan diri, pegawai Peibo yang panik lantaran banyak tumpukan pasir timah di dalam karung dan meja goyang sedang beroperasi langsung emosi.

“Pergi pergilah, aku lagi pusing dak punya waktu,” bentaknya.

Sejurus kemudian, pegawai Peibo langsung berbalik badan mengambil parang. Setelah mencabut parang, Peibo langsung mengacungkan dan membentak agar wartawan keluar dari gudang.

” Pergi, pergi la dari sini,” katanya.

Diketahu Peibo membuka bisnis timah ilegal sejak pagi sampai malam dengan oknum perwira polisi pangkat kompol dan pebisnis diketahui bernama Kanang, warga Bangka Selatan.

” Agak lain pegawai Peibo ini. Kita datang jauh jauh keluar modal melakukan investigasi ke Pulau Belitung mungkin disangka mau “ngecuk” (minta duit). Wartawan kalau sudah turun mau bongkar bisnis timah ilegal jadi salah sangka. Padahal saat kita masuk gak sampai hitungan 1 menit,” jelas A, salah satu media.

“Anehnya bisnis ilegal Peibo yang berlokasi di pinggir jalan terlihat aman aman saja. Kemana aparat kepolisian disana,” tambah A. (red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *