banner 728x250
Opini  

Door Stop Itu Boleh gak Nyambung pak Kapolda

Opini
Oleh Eka Firmansyah
Wartawan baru

Dalam aktivitas kerja Pers, ada istilah wawancara cegat atau door stop. Itu merupakan salah satu metode mendapatkan informasi sebagai bahan pemberitaan. Kuncinya adalah melemparkan pertanyaan yang ringkas, lugas sehingga sumber yang ditanya bisa merespon dengan baik.

Door stop itu sangat bebas, bisa bertanya out of theme, selama pertanyaan atas permasalahan tersebut relevan dengan kompetensi atau status sumber yang dicega, atau tupoksinya.

Door stop ini sebenarnya metode dadakan sang wartawan dalam memburu informasi. Biasanya menyasar pada sumber-sumber yang kategorinya, sulit ditemui, jarang atau slow respon, atau memang protokoler nya super duper ketat, level VVIP. Sehingga kemunculannya di publik, itu akan menjadi moment bagi wartawan untuk ‘memaksa’ sumber atau sosok yang sangat-sangat sangan penting tersebut.

Selasa 24 September 2024, bertepatan dengan kegiatan Deklarasi Pemilu Damai di Hotel Zafran Kota Pangkalpinang, insiden lucu dialami oleh beberapa wartawan. Saat mencegat Kapolda Babel Irjend. Pol Hendro Pandowo. Moment seperti acara seperti kegiatan KPU itu, bagi para wartawan adalah moment ‘berburu’ berita terutama kepada sumber-sumber dengan kategori susah ditemui dan jarang muncul.

Saat itu Irjend.Pol Hendro Pandowo dengan entengnya menyebut wartawan yang mencegatnya dengan sebutan “enggak nyambung.” Lucu justru sekelas Kapolda tak mengetahui sesuatu yang seharusnya menjadi tupoksi.

Ditanyakan soal tambang ilegal dan kasus Smelter Mini di Beltung Timur saat door stop, mending pak Kapolda diam, ketimbang menyebut wartawan tidak nyambung. Tidak ada perjanjian apapun antara wartawan dengan bapak Kapolda dengan wartawan, harus bertanya apa dan jawab apa. Karena doorstop itu sesi bebas bertanya. Koridornya hanya tupoksi dan kompetensi.

Harus dipahami bahwa doorstop itu bahkan ada dalam materi uji kompetensi. Artinya itu jelas sebuah metodologi penggalian informasi yang disahkan. Jadi jangan lagi ada sebutan tidak nya tidak nyambung. Karena menjadi sasaran doorstop itu adalah bagian dari konsekwensi menjadi seorang pejabat kepolisian. Semoga ke depan pak Kapolda bisa lebih bijak saat menjawab wawancara doorstop dari para wartawan.(**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *