banner 728x250

Hari Pertama Lomba, 40 Layang-layang Hiasi Langit Taman Mandara

BE,PANGKALPINANG – Pegelaran lomba layang-layang berhadiah sepeda motor dan sepeda listrik yang digelar Perhimpunan Keluarga Daerah Piaman (PKDP) Pangkalpinang, dimulai di Taman Mandara, Pangkalpinang, Rabu (8/11/2023).

Pada hari pertama dari lima hari berturut-turut, sebanyak 40 layang-layang dilepas mengudara di langit Taman Mandara.

Ketua PKDP Hasrul Sani mengatakan lomba layang-layang sudah menjadi tradisi Sumatera Barat. Makanya sering memeriahkan Gelaran Upacara Pengukuhan Gelar Adat.

“Hampir seluruh daerah di Ranah Minang melakukan hal itu. Ternyata di Bangka Belitung juga menjadi permainan yang banyak disukai masyarakat,” tuturnya.

Ditambahkan Replianto selaku Ketua Pelaksana kegiatan menyebutkan lomba diadakan sampai Minggu (12/11).

Dia menjelaskan bagi peserta hari pertama dan kedua belum puas dengan hasil yang diperoleh maka, bisa mendaftarkan ulang sebagai peserta lomba.

“Makanya rentang waktu lomba agak lama dan final baru kita adakan pada Minggu siang,” kata Replianto.

Sedangkan terkait penilain, menurut Ketua IKM Babel ini, yang menjadi juara setiap penglepasan adalah layang-layang yang paling tinggi dalam waktu minimal dua menit setelah diterbangkan.

Kemudian tetap bisa melayang di udara dengan baik saat benang diepas sampai menit ketiga.

“Setiap kali sesi perlombangan, panitia akan menjelaskan secara langsung untuk memudahkan peserta,” ujarnya.

Secara seremoni lomba dibuka secara resmi Wakil Wali Kota Pangkalpinang, M Sopian. Dalam sambutan, dia mengatakan lomba layang-layang ini adalah yang terbesar yang pernah digelar di Pangkalpinang.

“Sepengetuan saya ini adalah yang terbesar dengan jumlah peserta yang direncanakan sampai 500 layangan dan hadiahnya pun lumayan,” ujarnya.

“Dulu kalau main, layangan kita hanya bertarung di udara dan mana layangan yang putus, itulah yang dikejar untuk diperebutkan. Mungkin hal ini berbeda di Ranah Minang sana. Dari beberapa saudara yang berasal dari Padang, pertandingan seperti ini sudah biasa,” tutur Sopian.

Lomba semacam ini, menurut Sopian, selain sebagai hiburan, juga bisa mengobati akan kerinduan bermain layang-layang.

“Lomba ini juga bisa untuk meningkatkan hubungan silaturahim di antara kita, apalagi ada peserta yang datang dari Lubuk Besar, Bangka Tengah, Bangka Barat dan daerah lainnya,” ujar dia. (Fh)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *