banner 728x250

Polisi Jangan Diam Saja, 40 Ponton Ganggu Alur Nelayan Sanfur, Kolektor Ak Disebut Pembeli Timah

BE,BANGKA TENGAH -Sebanyak 40 ponton isap produksi (PIP) berkerja secara ilegal di laut Sanfur Desa Kebintik Kecamatan Pangkalan Baru Kabupaten Bangka Tengah, Selasa (17/6/2024)

Mirisnya lagi, kerja sudah ilegal, para penambang ini juga menggangu alur keluar masuk nelayan Sanfur yang hendak melaut.

Informasi dihimpun redaksi bangkaindependent.com, aktifitas tambang ilegal di alur muara Sanfur sudah berlangsung selama 4 hari. Mereka (penambang) mulai start kerja lepas Isya sampai menjelang pagi.

” Sudah 4 malam mereka berkerja nambang di dekat alur muara Sanfur. Tak ada yang menghalangi karena lumayan besar dekingan mereka,” kata salah seorang warga ditemui di lokasi, Senin sore (16/8/2024).

Menurut warga disana, kalau polisi tidak berani atau tak perduli pasti ada dekingan dari “aparat samping”.

” Abang paham la kalau terkesan dibiarkan polisi, ada aparat samping lainnya yang punya pesta. Kesannya mereka saling menjaga jangan sampai bentrok. Bahkan jika ponton ingin masuk harus bayar 300 ribu/ponton,” bebernya.

Sementara itu, warga lainnya yang kebetulan baru datang dari laut memperingatkan agar alur keluar nasuk nelayan jangan sampai terganggu.

” Dak kawa ribut kami. Mereka penambang cari rejeki, kami nelayan cari rejeki juga. Jangan sampai bentrok antara nelayan dan penambang. Apalagi nelayan susah masuk karena air sedang surut ditambah banyak ponton yang lewat,” kata nelayan enggan menyebutkan namanya.

Usut demi usut, pembeli atau kolektor timah di Sanfur adalah Ak.

“Semalam kerja 36 ponton, pendapatan beli timah sekitar 2 ton. Cara penimbangan di pantai pagi-pagi jam 4 sampai jam 5 subuh dari pantai ke rumah Ak. Sedangkan sistem pembayaran di rumah Ak. Setelah selesai baru timah
nya diangkut atau dipindahkan ke rumah karena Ak tak punya gudang,” jelas sumber terpercaya media ini.

Di lain pihak, Ak belum merespon konfirmasi media ini. Namun Ak sempat mengirim pesan WhatsApp sebelum ditayangkan berita. Ak mempertanyakan mau konfirmasi masalah yang di sanfur. Karena ada nama ku dibawa bawa kesitu.

Demikian juga Kasubdit Gakkum Ditpolair Polda Bab, AKBP Todoan Gultom sudah dikonfirmasi belum menjawab pertanyaan media ini.

AKBP Gultom agaknya trauma dengan penulis pasca konfirmasi penyelundupan timah di pantai Mentingi Bangka Barat.

Padahal kegaduhan yang bersifat kritik, pengawasan, pembenaran atas langkah yang melenceng ialah kegaduhan yang perlu. Kritik itu perlu. Apalagi bukan perkara mudah mengkritisi aparat penegak hukum . Karena mengkritik sebenarnya hendak memperbaiki, bukan menjatuhkan institusi apalagi membunuh karakter seseorang. Mengkritik bukan berarti tidak bersahabat. Karena sahabat yang baik adalah menjaga dan mencegah agar sahabatnya jangan terjerumus masuk jurang.

Meskipun kritikan dilakukan agak keras tetapi kritik dilakukan secara elegan untuk memperkuat kinerja kepolisian. (Doni)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *